IKLAN HEADER

Photobucket

Senin, 19 November 2012

Memaknai Muharram


oleh :  Shafratul Husna (Lembaga Jurnalistik UAD)

Tahun baru adalah suatu momen yang pasti dirayakan oleh sebagian besar masyarakat. Umumnya, kita akan lebih merasakan momen tahun baru ini di kota-kota besar. Tiap malam tahun baru jalan-jalan kota akan dipadati pengguna sepeda motor dan kendaraan lainnya. Sepanjang malam akan terdengar bunyi kembang api, petasan, terompet dan sebagainya. Sepanjang malam hanya dihabiskan untuk bersenang-senang dan mencari kepuasan tersendiri dalam merayakan tahun baru. Momen seperti ini dirayakan pada Tahun Baru Masehi. Perayaan tahun baru itu sendiri mayoritas dilakukan oleh umat Islam. Sebagai, umat Islam apakah sudah sepatutnya untuk merayakan Tahun Baru Masehi?

Sejarah pergantian tahun dan hitungan tahun dalam Islam merupakan rangkaian sejarah penyebaran agama Islam dan perjuangan kaum muslimin. Tahun pertama Hijriyah diambil berdasarkan saat hijrahnya Rasulullah ke Madinah. Inilah yang menjadi dasar penanggalan umat Islam. Oleh karena itu, kalender Islam adalah kalender Hijriyah.
Penetapan tahun pertama Hijriyah pada saat hijrahnya Rasulullah bukanlah tanpa dasar. Mengapa penetapan Kalender Hijriyah bukanlah saat lahirnya Rasulullah, atau turunnya wahyu, atau Isra’ Mikraj?
Hijrah secara bahasa berarti "tarku" (meninggalkan). Hijrah juga dapat diartikan berpindah kepada sesuatu dari sesuatu. Sedangkan secara istilah hijrah berarti “meninggalkan sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT”. Hijrahnya Rasulullah ke Madinah memiliki banyak makna, antara lain:
1. Dalam hijrah Rasulullah ke madinah ini, terkandung nilai kebersamaan, dimana pada saat berhijrah tersebut, Rasulullah mengajak orang-orang untuk bersama-sama hijrah ke Madinah. Hijrah dilakukan untuk menyelamatkan diri dari kekejaman Quraisy. Umat Muslim meninggalkan Mekah dengan meninggalkan harta-harta mereka untuk menaati perintah Allah dan Rasul-Nya.
2. Penuh perencanaan dan perhitungan. Rasulullah tidak serta merta mengajak sahabat-sahabatnya untuk hijrah dari mekah tanpa didahuli persiapan yang matang.
3. Berserah diri setelah melakukan usaha semampu kita. Hal ini, terlihat ketika Rasulullah diburu oleh para kafir Quraisy, kemudian bersembunyi di sebuah gua. Lalu, tanpa diduga Allah memberikan pertolongan sehingga kaum Quraisy tidak bisa menemukan Rasulullah. Namun, sebelum kejadian itu, sesungguhnya Nabi dan para sahabatnya telah melakukan rencana yang begitu matang atas kehijrahan mereka, tidak asal hijrah tanpa sebuah rencana. Salah satunya, beliau telah menyiapkan orang-orang yang bertugas untuk menghapus jejak perjalanan mereka, agar para kafir Quraisy tidak mudah menemukan mereka.
4. Nilai Optimistik. Pada saat hijrah, Kaum Muslim yakin bahwa mereka akan mendapatkan keselamatan dan kemenangan Islam ketika sampai di Madinah. Mereka yakin bahwa mereka akan diterima di Madinah. Dalam perjalanan hijrah, Rasulullah juga yakin bahwa pertolongan Allah akan menyertai beliau walaupun banyak halangan dalam menghindari orang-orang Quraisy yang ingin membunuhnnya.
5. Nabi mengubah nama kota tempat hijrah mereka dari yastrib menjadi Al madinah, yang artinya kota peradaban. Kenapa kota tersebut diubah namanya, karena dikota inilah Nabi dan para sahabatnya akan membangun sebuah perdaban baru, peradaban yang islami.
Dengan demikian, hijrah secara maknawi terus relevan sampai kapan pun. Bahwa nilai dan semangat hijrah harus kita bawa dalam kehidupan modern ini. Kita berhijrah dari kejahiliyahan menuju Islam. Hijrah dari kekufuran menuju Iman. Hijrah dari kesyirikan menuju tauhid. Hijrah dari kebathilan menuju al-haq. Hijrah dari nifaq menuju istiqamah. Hijrah dari maksiat menuju tha'at. Dan hijrah dari yang haram menuju yang halal.
Maka dari itu kita sebaiknya lebih menilik kembali, “tahun baru” yang mana yang sebaiknya kita rayakan dan peringati untuk menjadi hari tahun baru. Hari dimana biasanya kita membuat harapan-harapan yang lebih baik, rencana-rencana kedepan dan doa-doa untuk masa depan kita. Hari yang sepatutnya kita rayakan atau peringati menjadi tahun baru, tidak lain dan tidak bukan adalah hari tahun baru Hijriyah bukan hari tahun baru Masehi. Kenapa? Karena sejarah dibalik penetapan hari tahun baru Hijriyah sangat penuh makna dan kalender Islam adalah kalender Hijriyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar