oleh : Shafratul Husna (Lembaga Jurnalistik UAD)
Tahun baru adalah suatu momen yang pasti dirayakan
oleh sebagian besar masyarakat. Umumnya, kita akan lebih merasakan momen tahun
baru ini di kota-kota besar. Tiap malam tahun baru jalan-jalan kota akan
dipadati pengguna sepeda motor dan kendaraan lainnya. Sepanjang malam akan
terdengar bunyi kembang api, petasan, terompet dan sebagainya. Sepanjang malam
hanya dihabiskan untuk bersenang-senang dan mencari kepuasan tersendiri dalam
merayakan tahun baru. Momen seperti ini dirayakan pada Tahun Baru Masehi.
Perayaan tahun baru itu sendiri mayoritas dilakukan oleh umat Islam. Sebagai,
umat Islam apakah sudah sepatutnya untuk merayakan Tahun Baru Masehi?
Sejarah pergantian tahun dan hitungan tahun
dalam Islam merupakan rangkaian sejarah penyebaran agama Islam dan perjuangan
kaum muslimin. Tahun pertama Hijriyah diambil berdasarkan saat hijrahnya
Rasulullah ke Madinah. Inilah yang menjadi dasar penanggalan umat Islam. Oleh
karena itu, kalender Islam adalah kalender Hijriyah.
Penetapan tahun pertama Hijriyah pada saat
hijrahnya Rasulullah bukanlah tanpa dasar. Mengapa penetapan Kalender Hijriyah bukanlah
saat lahirnya Rasulullah, atau turunnya wahyu, atau Isra’ Mikraj?
Hijrah secara bahasa berarti "tarku"
(meninggalkan). Hijrah juga dapat diartikan berpindah kepada sesuatu dari
sesuatu. Sedangkan secara istilah hijrah berarti “meninggalkan sesuatu yang
dilarang oleh Allah SWT”. Hijrahnya Rasulullah ke Madinah memiliki banyak
makna, antara lain:
1. Dalam hijrah Rasulullah ke madinah ini, terkandung nilai kebersamaan,
dimana pada saat berhijrah tersebut, Rasulullah mengajak orang-orang untuk
bersama-sama hijrah ke Madinah. Hijrah dilakukan untuk menyelamatkan diri dari
kekejaman Quraisy. Umat Muslim meninggalkan Mekah dengan meninggalkan
harta-harta mereka untuk menaati perintah Allah dan Rasul-Nya.
2. Penuh perencanaan dan perhitungan. Rasulullah tidak serta merta mengajak
sahabat-sahabatnya untuk hijrah dari mekah tanpa didahuli persiapan yang
matang.
3.
Berserah diri setelah
melakukan usaha semampu kita. Hal ini, terlihat ketika Rasulullah diburu oleh
para kafir Quraisy, kemudian bersembunyi di sebuah gua. Lalu, tanpa diduga
Allah memberikan pertolongan sehingga kaum Quraisy tidak bisa menemukan
Rasulullah. Namun, sebelum kejadian itu, sesungguhnya Nabi dan para sahabatnya
telah melakukan rencana yang begitu matang atas kehijrahan mereka, tidak asal
hijrah tanpa sebuah rencana. Salah satunya, beliau telah menyiapkan orang-orang
yang bertugas untuk menghapus jejak perjalanan mereka, agar para kafir Quraisy
tidak mudah menemukan mereka.
4. Nilai Optimistik. Pada saat hijrah, Kaum Muslim yakin bahwa mereka akan
mendapatkan keselamatan dan kemenangan Islam ketika sampai di Madinah. Mereka
yakin bahwa mereka akan diterima di Madinah. Dalam perjalanan hijrah, Rasulullah
juga yakin bahwa pertolongan Allah akan menyertai beliau walaupun banyak
halangan dalam menghindari orang-orang Quraisy yang ingin membunuhnnya.
5. Nabi mengubah nama kota tempat hijrah mereka dari yastrib menjadi Al
madinah, yang artinya kota peradaban. Kenapa kota tersebut diubah namanya,
karena dikota inilah Nabi dan para sahabatnya akan membangun sebuah perdaban
baru, peradaban yang islami.
Dengan demikian, hijrah secara maknawi terus
relevan sampai kapan pun. Bahwa nilai dan semangat hijrah harus kita bawa dalam
kehidupan modern ini. Kita berhijrah dari kejahiliyahan menuju Islam. Hijrah
dari kekufuran menuju Iman. Hijrah dari kesyirikan menuju tauhid. Hijrah dari
kebathilan menuju al-haq. Hijrah dari nifaq menuju istiqamah. Hijrah dari
maksiat menuju tha'at. Dan hijrah dari yang haram menuju yang halal.
Maka dari itu kita sebaiknya lebih menilik kembali, “tahun baru” yang mana
yang sebaiknya kita rayakan dan peringati untuk menjadi hari tahun baru. Hari
dimana biasanya kita membuat harapan-harapan yang lebih baik, rencana-rencana
kedepan dan doa-doa untuk masa depan kita. Hari yang sepatutnya kita rayakan
atau peringati menjadi tahun baru, tidak lain dan tidak bukan adalah hari tahun
baru Hijriyah bukan hari tahun baru Masehi. Kenapa? Karena sejarah dibalik
penetapan hari tahun baru Hijriyah sangat penuh makna dan kalender Islam adalah
kalender Hijriyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar